EVENT

Perwakilan Jawa Timur, Rafael Azkal dan Sintawati Terpilih Sebagai Duta Pustaka Indonesia 2025

Rafael Azkal dan Sintawati. (Foto. Alisyah)

Grand Final Pemilihan Duta Pustaka Indonesia 2025 telah digelar pada Sabtu (15/2). Acara yang berlangsung di Ballroom BG Junction Surabaya itu berlangsung meriah dengan dihadiri ratusan undangan yang sebagian besar adalah para supporter para finalis.

Dalam grand final tersebut, 12 finalis berkompetisi memerebutkan gelar Duta Pustaka Indonesia tahun ini. Mereka adalah perwakilan dari berbagai daerah dan provinsi di Indonesia. Dari semua semua finalis, akhirnya terpilih Rafael Azkal dan Sintawati asal Jawa Timur berhasil terpilih sebagai pemenangnya.

Para finalis Duta Pustaka Indonesia 2025. (Foto. Alisyah)

Tahun ini, pemilihan Duta Pustaka Indonesia merupakan yang ke dua kalinya digelar. Founder Duta Pustaka Indonesia Zain Togar mengatakan kalau kegiatan itu bertujuan untuk membangun generasi muda agar melek literasi. “Kami berharap dengan terpilihnya para duta, minat baca di kalangan anak muda anak bertambah. Karena yang memotivasi dari circle mereka sendiri,” katanya.

Grand Final Pemilihan Duta Pustaka Indonesia 2025 juga dihadiri H. Dion Sultan Ciptadimulya, BA, Ketua Yayasan Pendidikan Cheng Ho Indonesia dan Drs. Abu Khaer, M.Pd, Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP). “Salah satu tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat adalah gemar belajar. Kegiatan ini sangat membantu,” ujar Abu Khaer.

Sementara itu, Grand Final Pemilihan Duta Pustaka Indonesia 2025 juga dihadiri pemenang sebelumnya. Mereka adalah Ramadhani Mahesa dan Dhea Yudita yang berbagi pengalaman selama terpilih sebagai duta. “Jadi kalau sudah terpilih, kita harus punya program yang mendukung literasi,” kata Dhea.

Dhea yang berasal dari Kalimantan itu memiliki program literasi yang berfokus pada elemen pariwisata dengan nama ‘To Be One’ (Tourism Belongs to Everyone) dan ‘Literacy of the Day.’ “Jadi saya memiliki program advokasi sendiri, yaitu menggunakan literasi di elemen pariwisata,” ungkapnya.

Ramadhani Mahesa dan Dhea Yudita . (Foto. Alisyah)

Sementara Ramadhani Mahesa menuturkan bahwa selama satu tahun melaksanakan programnya dengan mengunjungi yayasan anak. Pastinya banyak suka duka yang dialami selama menjalankan program tersebut. “Untuk kesulitan jelas ada karena saya harus berhadapan dengan anak-anak dengan berbagai macam karakter,” jelasnya.

Sedangkan Rafael Azkal, setelah dinobatkan sebagai Duta Pustaka Indonesia 2025, mereka berencana untuk mengembangkan buku berjudul Ina Pet Pals. Buku itu berisi pentingnya menjaga kesehatan hewan bagi anak-anak, sekaligus menumbuhkan minat dan pengetahuan terhadap budaya Indonesia.

Ia juga mengungkapkan bahwa sebelum berangkat karantina, ia sempat berkolaborasi dengan Sintawati dalam mengembangkan buku ini. “Buku ini kami khususkan untuk anak di usia golden age demi peningkatan literasi pentingnya kesehatan hewan untuk kesejahteraan manusia yang dikemas dalam konsep pendidikan dan budaya,” tambahnya.

            Sementara itu, Sintawati berniat untuk merancang advokasi miliknya yang bernama PeliTa. Program ini bertujuan meningkatkan minat baca bagi anak-anak yang dikemas dalam bentuk e-book digital dengan media gambar dan audio-visual agar lebih menarik. *kim