ENTERTAINMENT

Sempat Meredup, Grup Musik Asal Surabaya Klantink Kembali Tenar

Grup Musik Klantink (foto: IG @klantink_id)

Bagi penikmat musik, pasti tak asing dengan nama Klantink. Grup musik asal Surabaya, Jawa Timur ini semakin dikenal publik sejak menyabet juara pertama kompetisi Indonesia Mencari Bakat (IMB) pada 2010 silam.

Dulunya beranggotakan lima orang, Wawan, Cak Mat, Budi, Lukin dan Imam Ndoweh. Namun kini menjadi empat personil karena Budi meninggal pada 2015 lalu akibat mengkonsumsi obat pelangsing.

Dinamakan Klantink, rupanya ada makna tersendiri. Klantink merupakan jajanan pasar yakni kudapan khas yang kenyal dan disukai banyak orang. Karena itu, personil band Klantink berharap musiknya bisa disukai dan diterima semua orang.

“Karena Klantink merupakan jajanan pasar yang biasanya disediakan saat acara syukuran, entah itu orang kecil, menengah, ke atas bisa terima sehingga mudah-mudahan musik kita bisa diterima oleh semua kalangan,” ujar Cak Mat, pemain ukulele, saat ditemui Fenews di festival ‘Gig on the Green 2024’, Sabtu (14/9) lalu.

Awalnya, Klantink terbentuk dari komunitas Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) pada 2001 silam. “Dari kumpulan teman-teman yang ada di jalanan, musisi-musisi seperti kita bikin grup, jadilah Klantink. Kita ikut festival-festival, baru menangnya di 2010 di IMB, jadi hampir 10 tahun baru nama kita dikenal masyarakat luas,” kata Agus Indriawan alias Wawan, vokalis Klantink.

Musik Klantink memang punya ciri khas nya sendiri yang unik. Instrumen musiknya dari alat-alat sederhana. Ada alunan biola yang berpadu dengan petikan ukulele dan gitar listrik, serta tabuhan ketipung dan gebukan drum ringan. Pun kreasi suara desir dari kacang hijau yang diayak. Ciri khas ini pula yang membuat Klantink bertahan hingga sekarang.

Meski membawakan musik keroncong, tetapi itu bukanlah ciri khas Klantink. “Sebenarnya ciri khas kita bukan keroncong, tapi all around, semua musik, semua genre masuk di kita. Apapun itu kalau di cover akan di Klantink kan. Jadi pasti orang tahu kalau dengar musik kita, yang main siapa, oh ini pasti Klantink. Jadi kita nggak ikut-ikutan. Kita nyebutnya street music,” tutur Wawan.

Ada masanya saat Klantink meredup, terlebih saat pandemi. Namun mereka tetap optimis. Berbagai kegiatan dilakukan. Mulai dari ngonten, mengikuti konser virtual hingga mengadakan kegiatan amal.

Selalu sederhana, begitupun dengan riders atau permintaan Klantink setiap kali tampil bermusik. Mereka hanya minta disediakan kopi hitam dan air es. “Paling utama itu kopi hitam sama es, apapun es nya. Kita nggak muluk-muluk sih,” ucap Cak Mat.

Sekarang personil Klantink punya kesibukan sendiri-sendiri diluar bermusik. Kakak beradik Cak Mat dan Lukin berjualan kerak telur di Kodam, Wawan mempunyai kedai kopi di sebelah Hotel Sahid Gubeng, sementara Ndoweh mempunyai warung penyetan di Sidoarjo.

Meski sibuk dengan usaha masing-masing, Klantink tetap aktif bermusik. Mereka sering tampil di event-event. Terbaru, Klantink akan merilis album kedua berjudul ‘Menjelang Dewasa’ pada November mendatang.