Peringati Bulan Down Syndrome, Psikolog Pinky Saptandari: Orangtua Harus Bangga Punya Anak Istimewa!
Oktober ini merupakan bulan kepedulian bagi penyandang down syndrome. Inilah saatnya masyarakat dan para orangtua memberikan wadah bagi anak down syndrome untuk berekspresi. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Pusat Informasi dan Kegiatan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (PIK POTADS) Jawa Timur.
Mereka merayakan Hari Batik dengan berbagai kegiatan pentas seni di atas panggung. Dr Pinky Saptandari, psikologi sekaligus Ketua Umum Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS) Jawa Timur mengatakan tujuan acara ini adalah menghilangkan stigma masyarakat yang menganggap remeh penyandang disabilitas.
“Mereka toleransinya tinggi, gotong-royongnya tinggi, tulus. Mereka bisa jadi guru kita dimana nilai toleransi dan ketulusan mulai terkikis,” ujarnya dalam sambutannya.
Secara medis, down syndrome ini memang dapat diprediksi sejak masa kehamilan, tapi tidak bisa dicegah. “Namun untuk penyebab pastinya belum diketahui sampai saat ini,” katanya.
Down syndrome ini tidak bisa dicegah maupun disembuhkan karena memang perkembangan dan jumlah kromosomnya yang berbeda. Namun banyak orangtua yang mewaspadai kemungkinan terjadi keturunan dengan down syndrome. Pinky berharap orangtua yang memiliki anak ‘istimewa’ ini menganggap bukan suatu masalah, namun suatu anugerah yang harus dijaga dan disyukuri.
Rasa syukur dan kebanggaan tersendiri dirasakan Suci, ibu dari anak down syndrome bernama Bima Putra. Di event tersebut, Bima memang salah satu peserta peragaan busana, beliau mengaku hanya mengarahkan dan mendukung putranya untuk menekuni bidang yang disukai. “Untuk proses pemahamanya baik, hanya kesulitan untuk berbicara. Dari anaknya sendiri juga sudah suka tampil baik foto atau tari,”
Hal serupa juga diutarakan Titin Yulita, ibu dari Devina yang tampil fashion show di acara tersebut. Dia berinisiatif mengikutsertakan putrinya dalam sekolah model karena memang suka berpose didepan kamera. Dia mengaku senang karena putrinya memiliki kepercayaan diri yang tinggi. “Anak-anak kita itu bisa, namun melalui proses yang berbeda,” imbuhnya. *cis