Libatkan PUI Seni Budaya UNESA, Festival Tari Tradisional Diikuti 150 Pelajar dari Jawa Timur

Untuk kali pertama, FENEWS menggelar Festival Tari Tradisional. Acara yang digelar pada Sabtu, (25/1) di Maspion Square Surabaya itu diikuti 20 grup atau sekitar 150 pelajar dari Jawa Timur. Mereka tampil membawakan tarian dari daerah Jawa Timur.
“Festival ini memang digelar sebagai kepedulian pada seni budaya di Jawa Timur. Karena itu peserta hanya boleh membawakan satu tarian dari Jawa Timur saja. Bebas dari mana saja,” kata Ami Haris, Pemimpin Redaksi FENEWS sekaligus panitia penyelenggara.

Ami berharap dengan digelarnya kegiatan tersebut, kecintaan generasi muda pada kesenian daerah akan senantiasa terpupuk. Begitu juga Lesli Citra Pertiwi, S.Sos. MKP, Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur yang hadir saat Opening Ceremony Festival Tari Tradisional.
“Tari tradisional sudah sangat tergerus oleh pengaruh luar seperti tari-tarian dari Korea atau Barat. Lomba seperti ini dapat mendorong anak-anak dan guru-guru tari berkreasi, bahkan menjadi penyambung hidup bagi mereka,” katanya.

Festival Tari Tradisional juga melibatkan Pusat Unggulan Iptek (PUI) Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Mereka bertindak sebagai juri yang menilai penampilan peserta. Mereka adalah Dr. Eko Wahyuni Rahayu, M.Si dan Dra. Enie Wahyuning Handayani, M.Si.
“Kami menilai dari beberapa aspek: wiraga atau tampilan, wirasa yaitu penghayatan, wirama, serta harmonisasi dengan tata rias dan aksesoris,” ujar Eko Wahyuni sesaat sebelum kompetisi berlangsung.

Festival Tari Tradisional sendiri dibagi dalam dua kategori, A (usia 7-12 tahun) dan B (usia 13-17 tahun). Beberapa penampilan terlihat menarik seperti yang ditunjukkan oleh grup tari SD Islam Cheng Ho dengan tari jaran monel. Gerakan mereka menggambarkan tradisi jaran monelan, di mana pemain memasuki badan kuda rotan.
Tarian ini membawa pesan tentang lingga yoni atau simbol kesuburan, memberikan nuansa mendalam pada setiap gerakan yang mereka tampilkan. Tak kalah menarik, Sanggar Tari WVI Menari menampilkan tari pudak kukusan.
Yakni tarian yang terinspirasi dari tradisi membuat pudak jajanan khas Gresik. Gerakannya lincah, seolah menggambarkan kegembiraan anak-anak membantu orang tua mereka membuat jajanan ini.

Dari SD Kendangsari 1 Surabaya, tari pasaran menutup rangkaian dengan gemilang. Suasana pasar yang ramai ditampilkan dengan detail, mulai dari gestur pedagang hingga interaksi pembeli, memberikan warna ceria pada festival tersebut. *ami