Festival Kopi dan EKRAF Jawa Timur 2025 Kembali Digelar di Surabaya

Festival Kopi dan Ekonomi Kreatif (EKRAF) Jawa Timur 2025 kembali digelar di Alun-Alun Surabaya pada 14-15 Oktober 2025.. Ini merupakan ke dua kalinya setelah sukses pada 2024, dan juga ke dua kalinya pada bulan ini. Sebelumnya acara yang sama telah digelar pada 3-4 Oktober di Kota Lama Surabaya.
Festival Kopi dan EKRAF sendiri diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur. Dalam sambutannya mewakili Kepala Dinas Evy Afianasari, Kabid Pemasaran Ali Afandi mengatakan kegiatan tersebut digelar sebagai wadah bagi pelaku ekonomi kreatif untuk terus berinovasi dan menjadikan kopi sebagai bagian dari kebanggaan budaya lokal.
“Festival ini bukan cuma soal kopi, tapi tentang cerita di balik setiap cangkirnya tentang kerja keras petani, kreativitas barista, dan semangat para pelaku usaha,” ujarnya di Opening Ceremony Festival Kopi dan EKRAF, Rabu (14/10).
Ali Afandy juga berharap acara seperti ini bisa terus menjadi ruang kolaborasi, promosi, sekaligus apresiasi bagi insan ekonomi kreatif di Jawa Timur. Dia juga mengatakan kalau kegiatan kali ini diikuti oleh lebih dari 40 tenant yang terdiri dari UMKM kopi lokal, brand kopi ternama, hingga stan makanan tradisional dan produk kreatif seperti aksesoris.
Setiap sudut alun-alun dipenuhi dengan aroma kopi robusta hingga arabika, dari Bondowoso sampai Ijen Raung. Tak hanya sekadar mencicipi, pengunjung juga bisa mengenal langsung berbagai varian kopi khas Jawa Timur lewat interaksi dengan para barista.

Baca Juga: Disbudpar Provinsi Jatim Gelar Festival Kopi dan Ekonomi Kreatif 2025
Festival Kopi dan EKRAF juga dimeriahkan dengan berbagai acara. Salah satunya Latte Art Competition yang diikuti barista-barista profesional Jawa Timur. Tahun ini, festival juga menghadirkan sesuatu yang baru, yaitu East Java Tourism Marketing Award 2025, penghargaan bergengsi bagi kabupaten hingga kota yang dinilai berhasil mengembangkan pariwisatanya di Jawa Timur.
Dalam sesi wawancara, Ali Avandi menuturkan bahwa festival ini merupakan penyelenggaraan kedua di tahun yang sama setelah sebelumnya sukses digelar di kawasan Kota Lama Surabaya. “Konsepnya masih sama, tapi pengisi tenannya berbeda. Kami ingin memberi kesempatan bagi lebih banyak pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) untuk tampil,” jelasnya. Ia menambahkan, pemilihan lokasi di alun-alun bukan tanpa alasan karena tempat ini menjadi favorit warga Surabaya dan cocok sebagai wadah hiburan terbuka.
Ali juga menyampaikan bahwa festival ini bukan hanya sekadar ajang seru-seruan, tetapi juga bentuk dukungan nyata terhadap petani kopi lokal Jawa Timur. “Kami ingin kopi Jawa Timur lebih dikenal, bukan hanya di tingkat nasional tapi juga internasional,” ujarnya. Selain itu, ia berharap acara seperti ini bisa menjadi momentum untuk membangun jejaring antarpelaku usaha, memperluas pasar, sekaligus memperkenalkan potensi ekonomi kreatif daerah.*dym



