71.000 Perempuan Usia Subur di Indonesia Memilih untuk Childfree. Apa Penyebabnya?

Dari tahun ke tahun, semakin banyak perempuan yang memilih untuk childfree atau tidak memiliki anak. Tercatat dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, sebanyak 8,2 persen perempuan usia subur dari 15-49 tahun atau sekitar 71.000 perempuan di Indonesia tidak ingin memiliki anak.
Childfree sendiri didefinisikan Cambridge Dictionary sebagai kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak, baik secara biologis ataupun adopsi.
“Banyak masyarakat childfree yang beranggapan bahwa ada harga mahal yang harus dibayar serta banyak aspek sosial, ekonomi, bahkan psikologi yang harus dikorbankan dalam parenting,” tulis laporan BPS berjudul “Menelusuri Jejak Childfree di Indonesia”, dikutip Jumat (15/11).
Pada awal pandemic Covid-19, pravelansi perempuan usia subur yang memilih childfree sempat menurun. Namun, selama empat tahun terakhir terus meningkat, dari 7,0 persen pada 2019 menjadi 8,2 persen pada 2022.
Fenomena childfree di Indonesia ini bisa berpengaruh terhadap penurunan angka kelahiran atau Total Fertility Rate (TFR). Seiring bertambahnya waktu, semakin sedikit anak yang lahir. Hal ini dilihat dari laporan secara global yang menyebut jumlah penyusutan terbanyak terjadi di Jepang hingga Korea Selatan.
Lantas, apa yang menyebabkan perempuan memilih childfree?
Dari data BPS, ada beberapa alasan. Di antaranya yakni perempuan mengejar Pendidikan lebih tinggi, menunda atau bahkan tidak berkinginan memiliki anak.
Alasan lainnya yakni faktor kesulitan ekonomi yang menjadi alasan paling banyak seseorang memilih childfree. Membesarkan dan merawat anak membutuhkan persiapan mental serta finansial yang matang. Dengan banyaknya kebutuhan dan perhitungan lainnya, pasangan atau individu merasa tidak mampu dan akhirnya memilih childfree.
Selain itu, ada juga beberapa pasangan yang memutuskan untuk childfree karena tidak yakin atas kemampuannya dalam merawat atau mengasuh anak yang menjadi kekhawatiran bagi mereka.