STORY

Selalu Ada Pas Lebaran, Apa Sih Makna Ketupat?

Di balik kehadiran ketupat yang selalu muncul saat lebaran dan momen istimewa, apa makna di baliknya? (Foto: Canva)

Mayoritas muslim di Indonesia dan luar negeri kerap menyajikan ketupat saat lebaran. Makanan yang dibungkus dengan janur atau daun kelapa muda itu memang hanya muncul di momen spesial. Biasanya, ketupat disajikan dengan hidangan pendamping, seperti sayur lodeh, opor ayam, dan rendang. Lantas, mengapa ketupat kerap muncul saat acara tertentu dan menyebar ke mancanegara? Adakah filosofi di baliknya?

Jurnal yang berjudul “Makna Kultural Kepercayaan Masyarakat Jawa terhadap Ketupat di Momen Lebaran: Kajian Antropologi Linguistik” karya Alvina Maghfiroh dan Nurhayati menyebutkan bahwa ketupat atau biasa disebut kupat memiliki empat makna. 

Ada ngaku lepat, jalan papat, Idul Fitri, dan laburan.

Pertama, ngaku lepat (mengakui kesalahan) berarti seseorang yang perlu meminta maaf setelah berbuat salah. Kedua, jalan papat (empat tindakan) yang terdiri dari lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Lebaran sendiri dapat diartikan sebagai momen saat puasa Ramadan sudah berakhir. Lebaran juga dimaknai berasal dari kata lebar yang menggambarkan dibukanya pintu maaf selebar-lebarnya.

Lebaran adalah salah satu momen yang identik dengan acara saling minta maaf. (Foto: Freepik)

Selanjutnya, luberan (berlimpah) bermakna ajakan membagikan harta pada mereka yang membutuhkan sebagai amal kebaikan. Leburan bermakna manusia hendaknya saling memaafkan. Lalu, laburan (dari kata labur/murni dan bebas dari dosa) yang bermakna mengajak manusia agar menjadi pribadi yang jujur.

Adapun makna Idul Fitri dan laburan memiliki makna yang hampir mirip makna yang terurai dalam jalan papat tadi, yaitu momen saat pintu ampunan terbuka lebar dan menyucikan diri.

Ketupat dibuat dengan cara membungkus beras di dalam anyaman janur atau daun kelapa. Lalu, ketupat direbus selama 4-5 jam. Setelah itu, ketupat dapat ditiriskan. Proses pembuatannya memang membutuhkan kesabaran. Selain karena perlu direbus dalam waktu yang lama, untuk membuat ketupat juga membutuhkan anyaman janurnya yang memiliki trik dan bentuk tersendiri.

Beras atau padi yang menjadi isian ketupat diartikan sebagai hawa nafsu, sedangkan anyaman janur diartikan sebagai jatining nur (hati nurani). Jadi, ketupat juga dapat berarti seseorang harus mampu mengontrol hawa nafsunya.

Adapun jurnal yang bertajuk “Ketupat as Traditional Food of Indonesian Culture” karya Angelina Rianti, dkk menyebut bahwa dalam bahasa Sunda, ketupat bermakna manusia tidak boleh ngupat, alias mengatakan hal-hal yang tak baik pada orang lain.

Ketupat biasa berfungsi sebagai pengganti nasi dan disajikan dengan menu pendamping lain. (Foto: Canva)

Budaya ketupat tidak datang begitu saja. Ia dikenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masa Islamisasi Jawa, khususnya di Demak, Jawa Tengah. Lebih rinci, murid Sunan Bonang tersebut tidak hanya mengenalkan ketupat, tapi juga dua bakda (lebaran). Pertama, Lebaran Idul Fitri yang digelar setelah puasa Ramadan. Lalu, Lebaran Ketupat atau Bakda Kupat yang digelar seminggu setelah Idul Fitri atau 8 Syawal. 

Beberapa daerah di Indonesia memiliki caranya sendiri dalam melaksanakan Lebaran Ketupat. Di Jawa, umumnya masyarakat saling membagikan ketupat buatannya. Ada juga yang berbagi dalam acara selamatan atau doa bersama di masjid atau rumah warga.

Hampir mirip, di Betawi biasanya masyarakat menikmati ketupat secara bersama-sama saat kumpul keluarga. Saat awal atau akhir Ramadan, mereka juga melakukan Nyorog atau Tukar Rantang antaranggota keluarga atau tetangga. Di dalam rantang sudah tersaji dodol, opor ayam, dan beragam hidangan lainnya.

Ilustrasi keluarga menyantap ketupat saat kumpul bersama. (Foto: Canva)

Adapun di Lombok Lebaran Ketupat disebut juga Lebaran Topat. Mulanya, warga setempat akan ziarah kubur terlebih dahulu. Dua makam bersejarah yang kerap dikunjungi adalah Makam Loang Baloq di Tanjung Karang dan Makam Bintaro. Setelah itu, dilanjutkan dengan makan bersama.

Mereka juga melakukan tradisi Perang Topat. Sesuai namanya, maka warga akan saling melempar ketupat. Biasanya, dilakukan oleh Umat Muslim dan Umat Hindu yang menggambarkan kerukunan dan keragaman umat beragama di sana. *pis