EDUCATION

Sosok Anita Jacoba Gah, Wanita Asal NTT yang Viral setelah Kritik Menteri Pendidikan

Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, menjadi sorotan usai mengkritik keras terhadap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim. Kejadian tersebut berlangsung saat rapat kerja Komisi X DPR bersama jajaran Kemendikbud di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6) lalu.

Anita mengutarakan kekecewaannya terhadap Nadiem karena dianggap tidak mendengar masukan dari DPR RI. Ia mempertanyakan penggunaan anggaran Kemendikbud yang dianggap tidak digunakan dengan baik.

Ia juga membahas permasalahan anggaran dan program yang diinisiasi Kemendikbud di dapilnya. Mulai dari tunjangan guru, pendidikan tertinggal dan susahnya akses internet di daerah terpencil, para guru yang belum mendapat Surat Keputusan (SK), hingga 17 bangunan sekolah di Kupang yang pembangunannya mandek, padahal sudah dianggarkan sejak 2021.

“Mana keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Pak Menteri, saya sangat kecewa,” ungkap Anita sambil sesekali memukulkan tangan ke meja.

Melihat Anita yang yang dengan tegas bersuara lantang menyampaikan pendapatnya, banyak yang penasaran akan sosoknya. Anita Jacoba Gah merupakan anggota Komisi X DPR RI fraksi Partai Demokrat dan mewakili dapil Nusa Tenggara Timur.

Ia menjabat sebagai anggota DPR RI sejak periode 2004-2009, 2009-2014 dan 2019-2024. Pada periode 2014-2019, ia merupakan anggota PAW, menggantikan Jefirston Richset Rieu Kore yang maju sebagai calon wali kota Kupang.

Wanita kelahiran 9 Maret 1974 itu mewakili daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II, yang meliputi Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Sabu Raijua, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Kupang, Rote Ndao dan Kota Kupang.

Anita mengawali Pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Bonipoi pada 1981-1988. Pada 1988-1991, ia menjalani Pendidikan di SMP 1 Kupang. Ia kemudian melanjutkan sekolah di SMA Negeri 46 Jakarta pada 1991-1994 dan melanjutkan D3 di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta. Pada 2005-2008, ia menempuh Pendidikan S1 Ekonomi di STIE Nasional Indonesia.

Wanita 50 tahun itu aktif dalam berbagai organisasi. Ia pernah menjadi Ketua Gerakan Pemuda GPIB EFFatha, Ketua Pengurus Karang Taruna di Kelurahan Pasir Gunung Selatan. Bahkan ia pernah menjadi sekretaris Pengurus Ikatan Guru-Guru Seni Suara Indonesia dan Pengurus di pemuda GMIT di Kota Kupang. Selain karena latar belakangnya itu, banyak masyarakat yang berpihak padanya karena berani menyampaikan suara rakyat secara terbuka. Ia bahkan tiga kali berturut-turut dipilih oleh rakyat. *ana