Pria Ini Menyelam Selama 13 Tahun demi Cari Jasad Istri yang Terseret Tsunami

Bencana tsunami yang melanda Jepang pada 11 Maret 2011 lalu tak hanya menyisakan masa lalu bagi Yasuo Takamatsu, tapi juga harapan agar bisa bertemu jasad sang istri, Yuko. Bahkan untuk itu, ia rela berjuang hingga 13 tahun, menyusuri pantai hingga menyelam di kedalaman laut.
Dilansir dari Milwaukee Independent, Yuko adalah salah satu korban yang tersapu gelombang tsunami saat dia berada di kantornya di Bank 77 cabang Onagawa. Yuko termasuk di antara 2.523 orang yang jasadnya tidak pernah ditemukan dari tragedi tersebut.

Saat bencana itu datang, Yuko ternyata sempat mengirim email ke suaminya yang berada di rumah. “Apa kamu baik-baik saja? Saya ingin pulang ke rumah.” Demikian bunyi email yang juga jadi pesan terakhir Yuko untuk Yasuo.
Beberapa bulan setelah tragedi tersebut, Yasuo juga berhasil memulihkan ponsel istrinya yang ditemukan seseorang di tempat parkir tempat sang istri bekerja. Di ponsel tersebut, Yasuo menemukan pesan yang belum terkirim dan pesan tersebut dibuat pada pukul 03:25 waktu setempat.

“Tsunami yang sangat besar,” bunyinya. Dari situ Yasuo mengetahui bahwa Yuko masih hidup hingga pukul 03.25 sebelum akhirnya tersapu gelombang.
Sayangnya saat itu, jasad Yuko tak ditemukan. Padahal Yasuo sangat ingin memakamkan istrinya dengan layak. Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk tak berhenti mencarinya.
Setelah pensiun dari Pasukan Bela Diri Darat, Yasuo mulai bekerja sebagai sopir bus dan menggunakan setiap waktu luangnya untuk mencari jasad sang istri. Dilansir dari The Wrap, Yasuo memulai scuba diving pada tahun 2013 sebagai upaya terakhir untuk menemukan jasad istrinya.
Sejak saat itu, Yasuo telah melakukan penyelaman lebih dari 600 kali. Meski harapannya kecil, Yasuo tetap bertekad untuk menemukan jasad istrinya, membawanya pulang, memakamkannya dengan layak, dan memenuhi janji yang telah dia buat untuk istri tercinta.
Dalam setiap penyelaman, Yasuo tidak hanya menghadapi tantangan fisik di kedalaman laut, tapi juga gejolak emosi karena berulang kali menghadapi kehilangan. Yasuo telah menyisir dasar laut untuk mencari tanda-tanda keberadaan Yuko atau korban lain yang hilang. Namun, dia hanya menemukan sisa-sisa kehidupan yang pernah dijalani seperti album foto dan pakaian.
Kisah Yasuo yang mengharukan itu pun sempat menari perhatian sutradara Masako Tsumura dan Erik Shirai. Mereka tersentuh dan memfilmkannya dengan judul Nowhere to Go but Where dan telah dirilis pada 2022. Sementara Yasuo, hingga kini masih melakukan pencarian jasad istrinya. *