Mengenal Afasia, Penyakit Yang Diderita Aktris China Zhao Lusi dan Aktor Hollywood Bruce Willis
Dunia hiburan China dikejutkan dengan kabar aktris Zhao Lusi yang dilarikan ke rumah sakit karena terkena serangan afasia pada Desember 2024 lalu. Hal yang sama juga pernah dialami aktor hollywood Bruce Willis pada tahun 2022 lalu, dia bahkan sampai pensiun dan melakukan perawatan hingga saat ini. Lalu apa sebenarnya penyakit afasia itu?
Dilansir dari Primaya Hospital (03/01). Afasia merupakan gangguan yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak yang berperan dalam berbahasa. Bagian Ini berada di area sisi kiri (hemisfer) otak. Afasia bisa terjadi secara mendadak atau perlahan. Serangan dadakan biasanya terjadi karena stroke atau cedera kepala. Sementara secara perlahan dapat diakibatkan oleh tumor otak, infeksi, atau demensia, dan neurodegeneratif.
Penyakit ini membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam ekspresi dan pemahaman bahasa serta membaca dan menulis. Afasia bisa terjadi bersamaan dengan gangguan bicara lain yang disebabkan kerusakan otak seperti disartria dan apraksia.
Afasia ditandai dengan kesalahan dalam pemilihan kata ketika berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Menurut jurnal BMJ Evaluation of Aphasia, terdapat beberapa jenis afasia, antara lain:
- Afasia ekspresif (Broca): penderita dapat memahami apa yang dikatakan orang lain, namun sulit menemukan diksi yang tepat, mengucapkan lebih dari satu kata atau frasa sekaligus, dan berbicara secara keseluruhan
- Afasia reseptif (Wernicke): penderita afasia ini sulit memahami perkataan atau tulisan orang lain, bisa merangkai banyak kata, tapi perkataan yang keluar dari mulut mereka tak bermakna atau tidak masuk akal
- Afasia global: ini yang paling parah, dimana penderitanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak memahami perkataan atau tulisan orang lain
Selain itu, afasia juga bisa dibedakan berdasarkan area otak yang terpengaruh dan tingkat kerusakannya. Seperti, afasia Broca dialami bila kerusakan terjadi pada bagian depan otak dalam kemampuan berbahasa. Afasia Wernicke ditandai dengan kerusakan pada sisi otak yang dominan bahasa, dan afasia global terjadi jika kerusakan didapati pada sebagian besar area otak yang mengendalikan bahasa.
Gejala yang ditimbulkan juga berbeda, ada penderita yang menunjukan gejala dengan berbicara singkat namun bermakna dan menghilangkan kata “dan” serta “yang”. Ada juga yang menggunakan kalimat bertele-tele untuk mengungkapkan maksudnya. Penyebab afasia utamanya adalah serangan stroke yang menyebabkan cedera otak, selain itu pukulan keras di kepala, tumor otak, infeksi otak, serta kondisi lain yang mempengaruhi otak, seperti demensia dapat menjadi penyebabnya.
Apabila sudah terkena afasia, cara menanganinya yaitu dengan, terapi wicara-bahasa, terapi komunikasi nonverbal, misalnya lewat gambar atau komputer, terapi kelompok bagi pasien dan keluarganya, terapi neuro engineering/ neuro restorasi.
Penyakit ini tidak dapat diantisipasi karena sering terjadi secara tiba-tiba. Namun, dapat diminimalisir dengan, menerapkan pola makan gizi seimbang, menjaga berat badan sehat, menggunakan peralatan keamanan yang dibutuhkan dalam aktivitas tertentu, bila mengalami infeksi, jangan diabaikan karena bisa menjalar hingga otak, rutin berolahraga, menjalani pemeriksaan kesehatan rutin bila punya risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes. Antisipasi dapat dilakukan dengan segera konsultasi ke dokter apabila terjadi tanda-tanda kesehatan yang tidak baik. *Cis