PEOPLE

Kisah Gadis Down Syndrome Sukses Jadi Bos Cookies

Foto. Net

Banyak cara untuk sukses. Bahkan bagi seorang penyandang down syndrome.

Ini dibuktikan sendiri oleh Collette Divitto, gadis down syndrome asal Boston Massachusetts, Amerika Serikat. Dengan keterbatasan yang dimilikinya, dia berhasil mendirikan perusahaan kue bernama Cookie Collettey. Dia juga mengajak para penyandang down syndrome lainnya, bekerja di gerainya.

Sebelum punya perusahaan sendiri, Collette hanya gadis down syndrome yang selalu gagal dalam interview pekerjaan. Hingga akhirnya, dia memilih mendirikan perusahaan sendiri dengan bantuan ibunya, Rosemary Alfredo dan saudarinya, Blake.

Cookie Collettey berdiri pada tahun 2015. Namun dilansir dari collettedivitto.com, sudah lebih dari 550 kukis yang terjual sejak 2017 hingga 2024. Pelanggannya pun tak hanya dari Boston, tapi juga negara bagian AS lainnya, seperti Kanada. Ini karena Collete tak hanya melayani pembelian secara offline, tapi online.

Selain Cookies Colletey, wanita kelahiran 1999 itu juga mendirikan Collettey’s Leadership. Yakni lembaga kursus tentang kewirausahaan, penemuan karier dan kemandirian. Salah satu pengajarnya adalah Collete sendiri. Sehingga tak heran kalau gadis cantik ini menjadi terkenal dan kerap di undang di berbagai event seminar.

“Saya juga berbicara di seluruh dunia dan menjalankan acara memanggang di YouTube serta menulis blog saya sendiri. Kehidupan saya telah didokumentasikan dalam serial TV berjudul Born For Business yang dapat ditemukan di Peacock dan Crave,” katanya.

Kesuksesan Collette juga membuatnya kerap diwawancara berbagai media. Sang ibu, Rosemary menceritakan bahwa putrinya memiliki kebiasaan unik kala di-interview. Yakni selalu memberikan kukis buatannya kepada orang yang mewawancarainya. “Ia memang suka membuat kue dan setiap orang yang mencicipinya selalu ingin dikirimi kue lagi,” katanya seperti dikutip dari ABC News, Senin (2/12).

Meski telah sukses, Collette ternyata masih punya mimpi yang ingin terus ia wujudkan. Yakni menciptakan lapangan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas. Dia tahu bahwa 82% penyandang disabilitas merasa sangat mampu dan menginginkan pekerjaan. Namun stigma masyarakat sering menganggap pada difabel dan down syndrome tak bisa mandiri. *cis