PLEASURE

Ragam Kebaya dan Sejarah di Baliknya yang Wajib Kamu Ketahui

Kebaya merupakan salah satu pakaian tradisional Indonesia yang menjadi busana nasional. Hingga kini, kebaya masih dilestarikan dan semakin banyak dikenakan generasi muda. Biasanya, kebaya dikenakan dalam berbagai acara formal atau perayaan besar.

Terdapat berbagai jenis kebaya Indonesia yang memiliki ciri khas nya masing-masing dengan sejarah dibaliknya. Berikut jenis-jenis kebaya Indonesia yang wajib kamu ketahui.

1. Kebaya Kartini

potret kebaya kartini yang dipakai Ariel Tatum (foto: IG @irfanminanda)

Jenis kebaya ini terinspirasi dari kebaya yang dikenakan pahlawan perempuan Indonesia, yakni R.A. Kartini. Semasa hidupnya, ia selalu mengenakan kebaya model ini.

Dilansir dari Kompas.com, Kebaya model kartini ini memiliki bukaan depan dengan kerah dilipat dan dikatupkan dengan peniti atau kancing. Kebaya jenis ini tidak menggunakan bef (kemben) atau potongan kain segi empat di dada yang memiliki fungsi sebagai penutup dada.

Memiliki kemiripan dengan kebaya Jawa, perbedaannya ada pada lipatan di bagian depan yang membuat pemakainya terkesan tinggi dan ramping.

2. Kebaya Kutubaru

potret kebaya kutubaru yang dipakai Maudy Ayunda (foto: IG @maudyayunda)

Kebaya jenis kutubaru dari Jawa Tengah ini sempat menjadi trend di masyarakat. Ciri khasnya ada pada kain tambahan yang disebut bef, yang menghubungkan lipatan kebaya sisi kiri dan kanan bagian dada.

Kebaya yang muncul pada akhir abad ke-18 ini menambahkan stagen atau kain yang dililit pada bagian perut untuk menegaskan siluet tubuh. Terlebih jika dibuat dengan bentuk yang fit body.

Kebaya kutubaru juga sering dikombinasikan dengan batik wiron yang diunakan dengan dilipat berlapis-lapis. Pemakaian kebaya ini juga dilengkapi dengan korset, longtorso atau kamisol. Sebagai aksesoris tambahan, biasanya menggunakan bros yang membuat kesan anggun dan elegan.

3. Kebaya Encim

potret kebaya encim yang dipakai Raline Syah (foto: Muhammad Irfan Ahmadkhan)

Kebaya encim merupakan pakaian tradisinonal khas Betawi yang memiliki akulturasi dengan budaya pakaian Tionghoa. Nama encim diambil dari Bahasa Hokkien yang artinya bibi. Orang Betawi mengenal kebaya ini dengan nama kebaya Noni.

Zaman dulu, kebaya ini banyak digunakan oleh etnis Tionghoa, terutama perempuan yang berasal dari kalangan menengah atas. Yang membedakan dengan kebaya Indonesia pada umumnya adalah hiasan dan bordiran pada pinggir yang senada dengan kebaya.

Bahan yang digunakan dari kebaya encim umumnya menggunakan katun, namun ada juga yang membuat dari nilon. Kebaya ini memiliki ciri khas warna yang cerah atau colorful dan unik. Motifnya pun beragam dari flora dan fauna pada bagian ujung lengan dan bawah baju. Biasanya dipadukan dengan sarung batik pesisiran.

4. Kebaya Janggan

potret kebaya janggan yang dipakai Dian Sastro dalam serial Gadis Kretek (foto: IG @therealdisastr)

Kebaya janggan berasal dari Bahasa Jawa Krama ‘Jonggo’ yang artinya leher. Kebaya janggan dikenakan oleh kalangan Jawa elit, hasil akulturasi budaya Eropa yang eksis di awal abad ke-19. Biasanya, kebaya ini ditemui di lingkungan Keraton Yogyakarta maupun Surakarta dengan sebutan ‘Rasukan Janggan’.

Kebaya ini mempunyai potongan yang menyerupai surjan (pakaian adat Jawa untuk laki-laki), namun dibuat dengan model kerah yang lebih tinggi dan kancing menyamping ke kiri. Modelnya juga menyerupai seragam kemiliteran Eropa pada era abad ke-19.

Nama janggan sendiri berasal dari motif yang sering ditemukan pada kainnya, seperti motif burung atau naga yang mempunyai makna filosofisnya tersendiri. Bahannya biasanya terbuat dari sutra atau brokat berkualitas tinggi, yang membuat tampilannya elegan dan mewah.

Kebaya janggan ini dulunya dikenakan oleh Ratna Ningsih, istri Pangeran Dipenogoro saat mendampingi melawan Belanda. Penggunaan warna hitam melambangkan kekuatan, ketegasan, kebijaksanaan dan kepemimpinan seorang perempuan.