Gak Perlu Panjat Tebing Lagi, China Bangun Lift 268 Meter untuk Anak Sekolah

China memiliki lift setinggi 268 meter dan kereta gantung di Yunan, Tiongkok Barat Daya yang digunakan sebagai transportasi pendidikan anak-anak ke sekolah. Mereka yang semula harus menghabiskan sekitar 6 jam perjalanan pulang-pergi, kini dapat menempuh sekitar setengah jam saja. Selain itu, layanan ini juga gratis.
Para siswa itu datang dari Desa Nizhuhe, sebuah desa yang terpencil di lembah dalam gunung dengan tinggi 550 meter dan dialiri sungai Nizhu. Sedangkan sekolah mereka (SD Guanzhai) lokasinya di puncak gunung. Walhasil, jika ingin bersekolah, anak-anak setidaknya harus berjalan jauh—salah satunya jalan memutar sejauh 10 kilometer selama tiga jam lebih—, melewati rute ngarai selama dua jam yang berbahaya, atau harus melewati jalan setapak tebing curam dengan waktu sekitar satu jam untuk didaki.
Beruntungnya, ‘pelangi’ sudah datang. Kini, para siswa dapat pergi ke sekolah dengan lebih aman. Mereka hanya perlu naik lift dengan waktu 90 detik untuk sampai di peron. Lalu, anak-anak akan menaiki kereta gantung selama 5-6 menit untuk sampai di puncak gunung. Setelah itu, mereka tinggal menyelesaikan jarak 1 kilometer dengan bus untuk sampai di sekolah.

Pembangunan lift yang diekseskusi oleh Ningbo Hosting Elevator di tengah medan dan cuaca yang curam itu diakui bukan hal yang mudah. “Mengangkut dan merakit peralatan besar di daerah terpencil ini merupakan tantangan besar,” kata Zhou Wei, manajer proyek Hosting Elevator. “Kami menyelesaikannya dengan memecah komponen menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mengangkutnya secara bertahap.” sambungnya.
Mereka juga berkomitmen untuk memberikan pemeliharaan jangka panjang agar keamanan dan keselamatan para penumpang terjaga. Pasalnya, jarak antara Desa Nizhuhe ke puncak gunung itu 550 meter. Desa Nizhuhe berketinggian 1.100 meter dan puncak gunung atau SD Guanzhai berketinggian 1.650 meter.

Bukan hanya para siswa, lift ini terbuka bagi penduduk setempat ataupun wisatawan. Bedanya, para siswa mendapatkan prioritas. Beberapa dampak positif dari pembangunan fasilitas ini juga sudah bermunculan. Selain mempermudah akses anak-anak ke sekolah, penyelamatan bagi pekerja yang membutuhkan perawatan darurat dan penyelamatan seorang pria yang terkena serangan jantung juga terbantu dengan adanya lift ini
Jauh sebelum itu semua terjadi, seorang sekretaris Partai kotapraja Puli, Yang Jie, merasa tak nyaman melihat sulitnya akses lingkungan di desanya. Pada 2014 silam, Jie dan sejumlah kawannya mengundang para pakar datang ke sana dan melakukan survei. Rencananya, mereka akan membangun jalan setapak dari desa ke puncak. Sayangnya, tak ada solusi terbaik yang dihasilkan.
Setahun berikutnya, mereka membuat rantai yang dipasang di jalan untuk para siswa. Lalu, pada 2016, sudah banyak tersedia layanan keselamatan di sana, seperti pagar pembatas logam dan pembuatan jalur baru yang melewati hutan. Pada akhir 2016 sudah terpasang Jembatan Beipanjiang sepanjang 565 meter yang meraih penghargaan sebagai jembatan tertinggi di dunia oleh Guinness World Records.
Setelah melalui beberapa proses, termasuk pada 2017 ada perusahaan yang ingin memgembangkan ngarai di sana sebagai medan atraksi dan 2019 Hosting Elevator memulai pengerjaan lift, akhirnya lift dapat dirampungkan pada tahun 2021.
“Sekarang tempat pemandangan tingkat 4A nasional adalah rumah anak-anak. Dan jalan tersulit ke sekolah telah diubah menjadi jalan paling bahagia untuk mewujudkan mimpi,” ujar Jie, dicatut dari China Daily. *pis