Disabilitas Berkarya Ajak Teman Tuli Motret Kota Surabaya
Disabilitas Berkarya tak berhenti menunjukkan kepeduliannya kepada para penyandang disabilitas. Kali ini komunitas itu menggelar pelatihan fotografi bertajuk ‘Teman Tuli Motret Suroboyo.’ Acara yang digelar di Surabaya Suite Hotel pada Minggu (26/5) itu didukung penuh oleh Konjen Australia di Surabaya.
”Saya berharap dengan acara ini, teman-teman tuli bisa mendapatkan ilmu keterampilan fotografi. Kami juga berterima kasih kepada Konsul Jenderal (Konjen,red) Australia Surabaya yang telah mendukung kegiatan ini melalui akses kamera profesional,” tutur Founder Disabilitas Berkarya, Leo Arief Budiman kepada Fenews di sela-sela acara.
Sementara itu, acara pelatihan tersebu diikuti oleh 50 peserta dengan rentan usia 17-30 tahun. Mereka terlihat sangat antusias mendengarkan materi yang disampaikan oleh Mamuk Ismuntoro, fotografer profesional yang juga pendiri Matanesia.
Menjadi pemateri untuk workshop teman tuli adalah kali pertamanya bagi Mamuk. Sepanjang pelatihan, dia didampingi oleh juru Bahasa isyarat.
”Saya senang bisa terlibat dalam program yang membuka lebar pintu akses pendidikan fotografi bagi kalangan difabel, terutama teman tuli di Surabaya dan sekitarnya. Semoga pelatihan ini menjadi pijakan bagi teman teman tuli untuk memperdalam keterampilan yang bisa bermanfaat di dunia industri,” terangnya.
Sementara itu, para peserta berharap acara tersebut tak berhenti di workshop saja. Sebab tantangan terbesar para difabel adalah sulitnya mendapat lapangan pekerjaan.
“Tantangan kami tidak hanya harus bisa fotografi, tapi mendapatkan job ke depannya,” kata Dika, peserta dari Blitar yang juga mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Lain lagi dengan Jason dan Salma. Mereka mengaku harus lebih keras berlatih agar skill fotografinya meningkat. “Kebetulan saya MUA. Saya biasanya motret sendiri model yang saya rias,” ungkap Salma, mahasiswi jurusa Tata Rias di UNESA itu.
“Kalau saya ingin ikut kompetisi fotografi. Saya ingin menunjukkan bahwa teman tuli juga bisa berprestasi,” ujar Jason yang kuliah di Universitas Katolik Dharma Cendekia itu.
Sebenarnya beberapa teman tuli di bawah binaan Disabilitas Berkarya juga sudah ada yang menorehkan prestasi hingga internasional. Di antaranya Kiking dan Dita. Karya Kiking bahkan pernah dilelang di Jakarta dan dipamerkan di Jerman. *ami