Gara-Gara Serial Netflix Adolescence, Pemerintah Inggris Ubah Kurikulum Pendidikan

Serial Netflix berjudul Adolescence tak hanya jadi sorotan, tapi juga membuat pemerintah Inggris mengubah kurikulum pendidikannya. Perubahan itu dimaksudkan untuk mencegah munculnya paham misogini pada anak-anak. Misogini sendiri berarti kebencian terhadap wanita bahkan anak perempuan
Perubahan kurikulum itu diungkapkan oleh PM Inggris Keir Starmer belum lama ini. Kurikulum itu berada dalam lingkup kebijakan hubungan, kesehatan, dan pendidikan seks (RHSE) yang rencananya akan diperkenalkan sebelum tahun ajaran berakhir.
Kurikulum baru ini juga ditujukan untuk menanggapi beberapa laporan kekerasan yang ditimbulkan oleh para pemuda. Dicatut dari Daily Mail, melalui kurikulum baru, Partai Buruh yang tengah menggodoknya berharap dapat membantu siswa mengembangkan empati, rasa hormat, dan literasi emosional.

Mereka mendidik murid-murid di sekolah dasar tentang bagaimana batasan dan persetujuan, sementara murid yang lebih dewasa akan belajar perihal etika, dinamika kekuasaan dalam hubungan, dan dampak pengaruh daring.
“Kami ingin mendukung hubungan yang sehat, memastikan kebencian terhadap perempuan diberantas, dan membekali siswa dengan perangkat untuk menjelajahi dunia digital,” ujar seorang informan dari pemerintah kepada The Times.
Serial Adolescence sendiri menceritakan seorang remaja bernama Jamie yang membunuh teman kelas perempuannya karena terpengaruh oleh teman sebaya dan sosial media. Sebenarnya Jamie adalah anak baik dan cerdas. Karena itu banyak yang tak percaya kalau remaja 13 tahun itu melakukan kejahatan tersebut.
Sementara itu, penulis serial Adolescence, Jack Thorne dan Stephen Graham, menyambut gembira atas respon positif Starmer. Mereka juga menandaskan bahwa perilisan ‘Adolescence’ bisa menjadi topik diskusi dan melahirkan perubahan.
“Jika itu membuat orang berpikir secara berbeda atau mendengarkan lebih saksama, maka kami telah melakukan tugas kami,” terang Graham.
Orang tua salah satu siswi korban penusukan seorang pemuda di Southport juga memuji film yang akhir-akhir ini banyak ditonton tersebut. Pelakunya bernama Axel Rudakubana, seorang remaja lelaki berusia 17 tahun. Ia beberapa kali menikam mendiang gadis berinisial A itu saat kelas dansa Juli tahun lalu. Selain A, ada juga dua gadis muda lain yang jadi korbannya. *pis