Belasan Model Disabilitas Meriahkan Hari Jadi Kota Surabaya ke-77
Banyak cara untuk membuat para penyandang disabilitas dan Anak-Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) percaya diri. Salah satunya dengan melibatkan mereka dalam kegiatan fashion show bertajuk ‘Surabaya Heritage Chic’ seperti yang digelar oleh Shine Management di The Gardener Resto G Suite Hotel Surabaya, Sabtu (18/5) lalu.
Belasan anak-anak dan remaja difabel dan ABK tampil elegan dalam balutan busana batik dan tenun koleksi Indah Hijaber dan Melati Imoet. Mereka melenggang dengan menawan diiringi lagu Asmaradana yang mengalun.
Sekilas tak tampak bahwa mereka sebenarnya penyandang disabilitas dan ABK. Namun dengan persiapan yang matang dan latihan koreografi yang rutin membuat anak-anak dan remaja tersebut tampil bak model profesional.
“Kalau mau tampil seperti ini, anak-anak biasanya latihan intensif. Persiapan bisa dua minggu. GR nya tadi juga agak lama. Karena mereka harus paham betul koreografinya,” ujar Thomas Theo, owner Shine Management saat dijumpai usai acara.
Selain aktif di management-nya, Thomas adalah guru fashion dan modeling di SLB Negeri Gedangan, Sidoarjo. Dia pula yang mengajak anak didiknya untuk peragaan busana di acara tersebut. “Saya sudah dua tahun lebih ngajar fashion di sana,” ungkapnya.
Pastinya melatih modeling anak-anak ABK dan difabel tak mudah. Namun Thomas mengaku beruntung punya kesempatan bekerjasama dengan mereka. “Yang penting adalah kesabaran. Untungnya mereka sangat antusias belajar. Jadi nggak banyak kesulitan,” katanya.
Selain memberi wadah bagi para ABK dan penyandang disabilitas untuk berekspresi, Thomas juga menandaskan kalau acara hari itu juga untuk memeriah Hari Jadi Kota Surabaya yang ke-77. *amy