Apakah Normal Sakit Perut Saat Haid?
Sakit perut saat haid atau nyeri haid biasanya menjadi salah satu keluhan bagi para wanita. Keluhan ini biasanya datang menjelang dan pada saat menstruasi. Hal ini membuat penderitanya tidak nyaman atau bahkan kesulitan untuk berkativitas. Nyeri haid yang hebat bahkan bisa membuat penderitanya berguling-guling di kasur menahan sakit.
Nyeri haid ini sebenarnya merupakan keluhan yang normal, bisa dirasakan semua wanita. Namun, ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan. Dilansir dari Halodoc, nyeri haid dalam medis disebut dismenore, yang mempunyai dua jenis sesuai intesitasnya, yakni primer dan sekunder.
Dismenore primer merupakan jenis nyeri haid yang umum dialami oleh wanita, terutama pada awal menstruasi. Kondisi ini ditandai dengan nyeri yang berdenyut di area perut bagian bawah, atau biasa disebut kram perut. Kategori ini dapat digolongkan ke nyeri haid yang normal.
Nyeri dengan intensitas ringan ini akan mengalami puncak rasa nyeri sehari setelah menstruasi dan akan mereda pada 2-3 hari setelahnya. Nyeri ini biasanya muncul setelah wanita buang air kecil atau besar. Meski intensitasnya tidak parah, tapi bisa membuat wanita mengalami rasa mual, mulas, hingga sakit kepala.
Ada pun beberapa wanita yang mengalami rasa nyeri yang serius. Kondisi ini disebut dismenore sekunder. Biasanya mengacu pada penyakit yang lebih serius yang menyebabkan rasa sakit parah atau berlebih saat menstruasi. Beberapa penyakit nya sebagai berikut:
- Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi yang terjadi saat sel-sel lapisan Rahim tumbuh di tubuh bagian lain selain di rahim. Biasanya sel-sel itu tumbuh di tuba falopi, ovarium, kandung kemih dan jaringan lain yang melapisi panggul.
- Fibroid Rahim
Fibroit adalah tumor non kanker yang terletak di dinding Rahim. Benjolan tersebut menganggu proses haid karena otot Rahim harus bekerja dengan ekstra.
- Radang Panggung
Peradangan pada panggul dapat memicu produksi prostaglandin yang berlebihan, sehingga menyebabkan nyeri haid dengan intensitas yang parah. Biasanya kondisi ini juga bisa disebabkan oleh penyakit menular seksual yang tidak diobati dengan tepat.
- Stenosis Serviks
Stenosis serviks merupakan penyempitan serviks atau leher Rahim. Kondisi ini akan menghambat laju darah haid yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rahim.
Selain itu, dismenre sekunder juga dapat disertai dengan gejala lain, seperti menstruasi tidak teratur, keputihan yang kental dan berbau, perdarahan di luar masa menstruasi dan nyeri saat berhubungan seksual.