EDUCATIONEVENT

Anak Kecanduan Sosmed? Dokter dari RSIA Merr Surabaya Beri Solusi Mengatasinya

Perkembangan teknologi yang pesat ditambah gencarnya gempuran media sosial membuat orangtua harus lebih waspada. Apalagi platform seperti YouTube, Instagram dan TikTok bisa diakses siapa pun, termasuk anak-anak.

Mereka bahkan sangat paham memfungsikan beragam fitur di platform tersebut. Walau ada dampak positifnya, namun tak sedikit yang berefek negatif, baik secara medis maupun mental.

“Salah satu contohnya kalau terlalu lama main sosmed, mata akan terpapar radiasi. Ini jelas dampak negatif,” ujar dr Karlina dari RSIA Merr Surabaya dalam Talk Show bertema ‘ Ketika Anak Kecanduan Sosmed’ di acara Surabaya Kids Festival 2025, Sabtu (26/4).

Anak yang kecanduan Sosmed juga tak mau lepas dari gadget-nya. Dia betah men-scroll hape daripada bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Padahal jika hal ini dibiarkan, dampaknya tak hanya membuat anak anti sosial, tapi juga bisa berbuat hal-hal buruk karena tontonan di media sosial.

“Ini dampak buruknya kalau tidak ada filter dari orangtua. Sehingga semua yang ada di sosmed bisa diakses secara bebas oleh anak,” lanjut dr Karlina dalam Talk Show yang dipandu Pimred FENEWS Ami Haris itu.

Dr Karlina lantas kembali menegaskan bahwa peran orangtua sangat penting dalam hal ini. “Pertama yang dilakukan orangtua adalah membatasi anak dalam memakai gadget,” tururnya.

“Ketika anak mulai kecanduan gadget, jangan langsung melarang untuk tidak memakainya sana sekali. Tapi yang benar adalah mengatur jadwal pemakaiannya,” lanjutnya.

Dr Karlina menjelaskan, anak usia 2 hingga 9 tahun harusnya hanya boleh memakai gadget maksimal satu jam sehari. Baru ketika di usia 10 tahun, durasinya bisa dinaikkan dua jam setiap hari. “Itu pun harus ada filter. Konten apa saja yang boleh dilihat oleh anak-anak, orangtua harus tahu,” paparnya.

Dr Karlina juga menanggapi banyaknya orang yang gaptek, sementara anak-anaknya lebih paham tentang gadget dan sosmed. “Inilah pentingnya orangtua harus cerdas. Mereka juga harus belajar agar tidak ketinggalan dengan anak-anaknya. Karena kalau tidak paham, bagaimana bisa mengarahkan?,” pungkasnya. *