STORY

Amanda Nguyen: Penyintas Kekerasan Seksual yang Jadi Wanita Asia Pertama ke Luar Angkasa

Amanda Nguyen saat mendarat dari penerbangan ke luar angkasa. (Foto: IG/amandangocnguyen)

Amanda Ngoc Nguyen adalah penyintas kekerasan seksual yang memilih untuk terus memperjuangkan haknya. Langkahnya berdampak besar hingga mampu memengaruhi kebijakan pemerintah Massachusetts, Amerika Serikat. Ia juga berusaha menggapai mimpinya menjadi astronot. Impiannya makin menunjukkan titik terang saat Nguyen berhasil menjadi wanita Asia pertama yang ke luar angkasa dengan Katy Perry pada Senin, (14/4) kemarin.

Nguyen ialah perempuan keturunan Vietnam yang besar di AS. Sejak awal, ia bermimpi menjadi astronot. Oleh karena itu, perempuan yang pernah berjumpa dengan Paus Fransiskus ini mendalami astrofisika di Harvard, MIT, hingga NASA. Namun, saat mengenyam pendidikan di Harvard pada 2013, kehidupannya mulai berubah.

Perjuangannya dimulai karena dari sana, pada suatu waktu, ia menjadi korban rudapaksa. Sayangnya, saat itu birokrasi di Massachusetts dinilai tak berpihak pada para penyintas, tapi malah mempersulit mereka.

“Bagi saya, cara sistem peradilan pidana memperlakukan saya lebih buruk daripada pemerkosaan itu sendiri,” kata Nguyen pada Alex Ronan dari Lenny Letter’s.

Amanda Nguyen perempuan Asia Tenggara yang mendirikan RISE untuk memperjuangkan hak-hak para penyintas kekerasan seksual. (Foto: IG/amandangocnguyen)

Pasalnya, hukum di sana membuat seseorang tidak dapat menyimpan paket pemeriksaan korban kekerasan seksual atau rape kit sebagai anonim dalam jangka waktu yang lama. Jika tidak segera dilaporkan pada pihak yang berwajib (ini berarti juga akan membuka identitas penyintas), maka setelah enam bulan disimpan, bukti-bukti tersebut akan dihancurkan.

Saat itu, Nguyen berada di situasi yang membuatnya tak bisa segera melaporkan kasus tersebut. Perempuan berambut panjang itu tengah bekerja full time di luar Massachusetts. Ia menjadi Wakil Penghubung White House untuk Departemen Luar Negeri AS dan tinggal di Washington, D.C. Sedangkan menurutnya, proses kasus itu akan memakan waktu yang lama.

Imbasnya, peraih gelar Wanita Terbaik Majalah TIME 2022 itu harus memastikan rape kit-nya aman tiap enam bulan sekali dengan membayar sejumlah tagihan yang diminta. Hal ini membuat Nguyen merasa kehilangan haknya sebagai penyintas kekerasan seksual.

Meskipun hukum di sana memberikan kesempatan bagi para penyintas untuk dapat melaporkan kasus rudapaksa dalam kurun waktu 15 tahun, tapi jika per setengah tahun akan dihancurkan, itu semua tetap menyulitkan mereka.

Walhasil, Nguyen berada di persimpangan. Antara memilih karier atau memperjuangkan keadilan. Dan pilihannya, jatuh pada opsi kedua. Dengan begitu, mau tak mau mimpinya menjadi astronot kala itu harus terhenti. Penulis buku “Saving Five: A Memoir Of Hope” itu lantas berusaha mendirikan Rise, sebuah lembaga non-komersial yang memperjuangkan hak para penyintas kekerasan seksual.

Tim RISE besutan Amanda Nguyen baru-baru ini berhasil memperjuangkan RUU Hak Penyintas Kekerasan Seksual di Mississippi. (Foto: IG/amandangocnguyen)

Meski awalnya usaha tersebut kecil kemungkinannya untuk berhasil, tapi ia beserta rekan-rekannya di Rise ternyata mampu membuat perubahan di AS. Tuntutannya atas Bill of Rights for Victims of Sexual Assault atau RUU Hak Penyintas Kekerasan Seksual berhasil disahkan di Massachusetts. Tak hanya di sana, RUU tersebut juga disepakati secara nasional menjadi UU di Amerika pada tahun 2016 lalu.

Tak berhenti sampai di sana, saat UU tersebut disahkan, ternyata banyak para penyintas lainnya yang menceritakan permasalahannya. Nguyen tak tinggal diam. Ia kembali memilih menunda keinginannya menjadi astronot dan memperjuangkan hak mereka dalam meja perundingan PBB. Perjuangan itu menyita enam tahun dari hidupnya.

Lalu, saat PBB juga menyepakati UU tersebut secara penuh, ia beralih untuk memperjuangkan kembali mimpi-mimpi yang sempat terhenti. Perempuan itu akhirnya berhasil terbang ke luar angkasa bersama Katy Perry, Lauren Sánchez, Gayle King, Aisha Bowe dan Kerianne Flynn dalam misi Blue Origin milik Jeff Bezos.

“Setelah 10 tahun memperjuangkan hak-hak (para penyintas, red), aku akan terbang ke luar angkasa,” tulis peraih Nobel Peace Prize Nominee 2019 tersebut dalam kanal Instagramnya. *pis